Dua Baliho Caleg PSI Dicabut di Tamalanrea, Digantikan Baliho Milik Caleg Partai Lain dan Anggota DPD RI
Merahputihnews. Com : MAKASSAR.
Makassar - Meski belum memasuki masa kampanye, sejumlah baliho, banner maupun spanduk milik calon legislatif hingga calon DPD RI sudah banyak terpasang di beberapa wilayah Kota Makassar. Kondisi ini mengakibatkan mulai timbulnya persaingan tidak sehat yang dilakukan oknum-oknum tim sukses (timses) dalam pemasangan alat peraga sehingga dikhawatirkan bisa memicu konflik.
Atas dasar itu dan demi menciptakan suasana damai di Kota Makassar menjelang Pemilu 2024, Bawaslu dan Kepolisian tidak boleh berdiam dan segera bertindak tegas terhadap oknum-oknum timses dari caleg dan calon DPD RI tertentu yang melakukan pemasangan baliho, banner hingga spanduk secara tidak beretika seperti merebut tempat berdirinya alat peraga milik caleg lain yang sudah lebih duluan terpasang.
Seperti halnya yang terjadi di wilayah Kecamatan Tamalanrea dalam 2 hari terakhir ini, baliho milik seorang Caleg DPRD Kota Makassar Dapil 3 (Tamalanrea dan Biringkanaya) atas nama James L. A. Wehantouw yang diusung Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sudah tidak ada di tempat berdirinya dan telah berganti dengan baliho kepunyaan caleg partai lain ataupun calon DPD RI.
Baliho berukuran 1,50 x 2,10 meter yang sudah beberapa bulan berdiri tegak di seputaran Jl Perintis Kemerdekaan dan letaknya tidak jauh dari lokasi lampu traffic light persimpangan depan gerbang Perumahan Bumi Tamalanrea Permai (BTP), telah dicabut oleh orang tak dikenal yang kemudian mengambil tempat tersebut dan menggantikan dengan baliho milik calon DPD RI Nomor urut 9 atas nama Andi Muhammad Insan.
Selanjutnya baliho berukuran 2,00 x 3,00 meter milik wartawan senior itu yang sudah lama pula terpajang bersama beberapa baliho kepunyaan caleg partai lainnya di pinggir jalan baru dari Jl Perintis Kemerdekaan ke Antang (samping pagar toko Rumahku), Sabtu (23/09/2023) sudah raib dari tempatnya terpasang dan telah berganti dengan spanduk bergambar dua caleg partai lain atas nama Sulkarnain Ahmad dan Harpen Ali.
Ketika dihubungi media ini Minggu (24/09/2023), Dewan Penasehat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sulawesi Selatan (Sulsel) itu mengaku telah turun langsung ke dua lokasi termaksud dan mendapati baliho miliknya sudah tidak berada di tempatnya. Ada baliho miliknya yang sudah tergeletak di atas tanah dengan kondisi sangat memprihatinkan dan mengundang rasa emosional.
"Kemarin malam saya masih melihat balihonya masih ada kok. Tapi pada keesokan harinya, baliho milik saya sudah lenyap tak berbekas dari tempatnya terpasang. Baliho di Jl Perintis Kemerdekaan dekat lampu merah BTP, saya temukan dibuang di sudut lokasi dan kayu baloknya tidak ada lagi. Sedangkan yang di samping pagar toko Rumahku, balihonya tak ditemukan lagi di lokasi ini," ungkap pemimpin dua media online terkemuka di Makassar itu.
Menurut James, peristiwa ini sempat membuat timsesnya terpancing rasa emosionalnya, namun dirinya mampu menenangkan anggotanya untuk tidak bertindak membalas perlakuan tak terpuji itu dan memilih menyerahkan masalah ini ke pihak Bawaslu dan aparat penegak hukum untuk ditangani dan ditindak tegas sesuai aturan serta hukum yang berlaku demi terciptanya suasana kamtibmas yang kondusif menjelang Pemilu 2024 mendatang.
"Disinilah masyarakat bisa menilai bagaimana buruknya mental dari timses maupun sosok figur calon yang didukungnya, karena baru tahapan pencalonan saja sudah tidak mampu bertarung secara sportif dan melakukan tindakan-tindakan tak beretika serta menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya. Bagaimana jika kelak figur calon tersebut telah terpilih menjadi wakil rakyat ? Silahkan anda menilai dan menyimpulkan sendiri," tukasnya.
Kabid Media DPD PSI Kota Makassar itu menambahkan, peristiwa yang dialaminya ini, juga menimpa beberapa Caleg PSI lainnya dimana baliho, banner maupun spanduk milik mereka yang terpasang di sejumlah lokasi di Kota Makassar, ada yang lenyap tak berbekas, ada yang dirusak oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab. Bahkan ada pula baliho mereka yang langsung ditutupi baliho kepunyaan caleg partai lainnya, sehingga kerap terjadi saling balas membalas. (*)
Redaksi.
Komentar
Posting Komentar