Melongok Masa Depan Dengan Bercermin Pada Masa Lalu Untuk Memasuki Era Indonesia Emas Tahun 2045*

 


Jacob Ereste :



Ratu Shima yang pernah berkuasa dan berjaya selama 21 tahun memimpin Kerajaan Kalingga -- 674-695  Masehi -- seakan bukti dari keperkasaan perempuan suku bangsa Nusantara. Karena itu, menjadi menarik melihat dan mencermati serta mengkritisi peranan dari perempuan Indonesia hari ini dalam berbagai bidang aktivitas pekerjaan, utamanya politik, ekonomi dan sosial budaya serta bidang pekerjaan lainnya.


Ratu Shima terkenal sebagai pemimpin yang tegas dan cerdas hingga mampu menghantar Kerajaan Kalingga yang berlokasi di Kota Jepara, Jawa Tengah itu dahulu menjadi sangat kesohor di negara atau kerajaan lain. Ia menduduki Tahta Kerajaan itu, karena ditinggal sang suami -- Raja Kartikeyasinga -- yang wafat pada tahun 675  Masehi.


Kerajaan Kalingga yang juga sering disebut Kerajaan Keling atau Holing, bercorak Hindu yang terbesar dalam bentuk pemerintahan di Jawa. Meskipun nama Shima identik dengan Simo atau Singa, namun Sang Ratu tidak membuat dirinya menimbulkan ketakutan bagi rakyat yang dia pimpin, karena nuansa cinta justru dominan menyelimuti rasa keamanan dan kenyamanan rakyat.


Syahdan, Ratu Shima lahir pada 611 Masehi sebagai putro dari pemuka Agama Hindu-Syiwa dari Sumatra Selatan, lalu menetap di Jepara setelah menikah dengan Pangeran dari Kalingga, Kartikeyasinga yang kemudian menjadi Raja pada 648 hingga wafat pada 674 M. Sejak kematian Sang suaminya itulah, ketangguhan Ratu Shima mulai diunjukkan dengan meneruskan kepemimpinan sang suami yang telah tiada. Sehingga pada suatu ketika, untuk menguji ketegasan dan ketangguhan Ratu Shima yang mampu membuat rakyatnya hidup dalam suasana toto tentrem kerta raharja, seorang Raja dari tetangga sebelah -- Timur Tengah -- ingin menguji ketangguhan Ratu Shima dengan menggeletakkan sekantung emas yang cukup yang cukup banyak dan pasti menggiurkan bagi banyak orang.


Toh, hingga berbulan-bulan sekantung emas yang tergeletak di jalan raya yang ramai di depan padar itu tidak ada yang berminat untuk mengusiknya. Semua rakyat Kalingga tidak ada yang mau mengambil barang apa pun yang bukan miliknya sendiri itu. Namun kesalahpahaman yang terjadi kemudian, Pangeran Narayana sebagai Putra Ratu Shima tidak sengaja menyentuh kantung emas itu dengan kakinya.


Sebagai seorang ibu, Ratu Shima tetap ingin memberikan hukuman terhadap Putra Mahkotanya itu dengan hukuman mati, meskipun Ratu Shima pasti sangat menyayangi putranya ini. Namun seluruh pejabat dan kerabat serta keluarga dekat Istana Kerajaan Kalingga menyambangi Ratu Shima untuk mengajukan permohonan ampunan, agar Pangeran Narayana tidak dikenakan hukuman yang sudah hendak dilaksanakan.


Ketegaran Ratu Shima tetap dengan pendiriannya yang kuat, bahwa Pangeran Narayan harus dikenakan hukuman. Meskipun untuk lebih bijak dia memberi keringanan hanya dengan memotong kaki Sang Pangeran sebagai ganti dari hukuman mati yang hendak dilakukan oleh Ratu Shima.


Jadi, hukuman memotong kaki yang telah menyentuh barang yang bukan miliknya tetap harus dilakukan sang Ibu kepada putranya sendiri -- sebagai konsekuensi -- untuk tetap menjaga keadilan serta tegaknya hukum di negeri Kalingga.


Kisah sejarah masa silam suku Bangsa Nusantara -- seperti yang berkilau semasa pemerintahan Ratu Shima di Kerajaan Kalingga ini dapat menghantar masa Kepemimpinannya Shima mencapai puncak lewat ketangguhannya yang tegas, cerdas dan bijaksana serta konsisten untuk menegakkan keadilan bagi seluruh rakyat, tanpa kecuali.


Puncak keemasan Kerajaan Kalingga yang dipimpin oleh Ratu Shima mampu mengambil alih bandar dagang teramai yang dikuasai oleh Kerajaan Tarumanegara di bagian pesisir utara, Jawa Barat. Bahkan, ketika itu juga Kerajaan Kalingga dapat menjalin hubungan -- yang setara -- dengan Kekaisaran Cina sejak abad ke-5. Kecuali itu, sektor pertanian yang berkembang sangat menggembirakan hasilnya yang melimpah, sehingga kondisi ekonomi rakyat semakin baik, makmur, sejahtera dan adil. Hasil kerajinan tangan yang dikembangkan rakyat ikut menjadi daya dukung ekonomi Kerajaan Kalingga semakin moncer, menggembirakan.


Yang pasti, dari penelusuran sejarah kejayaan suku bangsa nusantara pada masa silam itu -- utamanya Kerajaan Kalingga hingga  Sriwijaya sampai Majapahit dan Mataram itu dahulu dapat menjadi semacam petunjuk jalan bagi bangsa dan negara Indonesia yang bermula dari Nusantara mampu memasuki era Indonesia emas pada tahun 2045, setelah seabad menapaki alam kemerdekaan ?


Sebab nukilan kisah Kerajaan Kalingga setelah meninggalnya Ratu Shima pada tahun 695, Kerajaan Kalingga pun dibagi secara adil oleh kedua anaknya. Pangeran Parwati yang diperistri Rahyang Mandiminyak dari Kerajaan Galuh menguasai Kalingga Utara. Sedang untuk bagian selatan dipegang oleh Pangeran Narayana. Namun gejala awal keruntuhan Kerajaan Kalingga mulai terjadi  sejak terjadi serangan dari Kerajaan Sriwijaya. Hingga kemudian, Kalingga menjadi kerajaan taklukan sepenuhnya dari Kerajaan Sriwijaya. 


Siluet masa silam suku bangsa nusantara yang kini telah sepakat menjadi satu kesatuan dalam bentuk Negara Republik Indonesia (tak lagi perlu ada penegasan kesatuan dalam pembingkaian seperti yang tertulis pada hari ini) bisakah mewujudkan semua cita-cita proklamasi bangsa dan negara pada tahun 1945 itu --  mengatasi masalah kemiskinan untuk rakyat yang sejahtera dan memberantas kebodohan dengan meningkatkan  kecerdasan rakyat yang beretika, bermoral dan berakhlak mulia sebagai manusia yang lebih beradab  untuk memimpin dunia dalam semua segi kehidupan. Jika tidak, upaya untuk melongok masa depan melalui masa lalu dan kondisi dan situasi nyata yang sedang berproses hari ini, akan sia-sia bila tidak dapat dijadikan daya usaha serta energi untuk menggamit kejayaan bangsa dan negara Indonesia yang kita inginkan



Bogor, 29 November 2024

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pemilik usaha Diskotik DA Club 41 di Sumsel berikan Klarifikasi atas pemberitaan yang merugikan dirinya

SMPN 27 Perkuat Karakter Siswa Melalui Kewirausahaan dan Anti Perundungan

Ketua DPRD Malaka Dalang Aksi Kekerasan Terhadap Warga dan Aparat? Ini kronologis peristiwanya