Pengembaraan Spiritual Untuk Mensyukuri Berkah Yang Dilimpahkan Tuhan Pada Bangsa & Negara Indonesia*
Jacob Ereste :
Kekayaan alam bangsa Indonesia tak hanya sebatas kandungan yang ada di dalam perut bumi. Tapi di atasnya ada 1.826 spesies burung. 541 diantaranya merupakan burung endemis yang terbilang paling banyak di dunia. Pada tahun 2023 terdapat 11 spesies burung baru, termasuk 7 spesies endemis. 562 jenis spesies burung yang ada di Indonesia yang dilindungi karena terancam punah.
Kekayaan alam bangsa Indonesia pun tercatat memiliki 25.000 jenis tumbuhan. Sehingga Indonesia memiliki keanekaragaman hayati flora yang tinggi, termasuk sekitar 27.500 spesies tumbuhan berbunga. Lebih dari 477 spesies palem, 350 spesies pohon penghasil kayu yang bernilai ekonomi, serta 24 spesies mangga, 37 spesies pisang, 2.500 jenis anggrek, 6.000 jenis tumbuhan obat (herbal) tradisional.
Tak kalah fantastis Indonesia pun memiliki 122 jenis bambu, 350 jenis rotan, 400 jenis dipterocarpus. Tapi Indonesia terbilang menempati urutan teratas dari ancaman kepunahan spesies tumbuhan di dunia. Hingga sekarang ada 240 spesies tanaman langka, termasuk tanaman budidaya. Dan Indonesia telah menetapkan kawasan konservasi seluas 46.279.090,10 hektar. Sebagai negeri yang acap disebut sebagai sempalannya surga, Indonesia memang memiliki 226 jenis buah-buahan yang asli hanya ada di negeri kita dan dapat dinikmati sesuai dengan selera dan kesukaan kita. Yang menarik, dari jumlah jenis buah-buahan ini, 184 diantaranya tumbuh liar di hutan. Artinya, kalau hutan kita itu terus dibabat, maka sejumlah 185 jenis tetumbuhan itu akan ikut punah. Sebanyak 62 jenis buah-buahan itu yang dibudidayakan. Hanya 18 jenis buah-buahan itu yang terbilang endemik. Sekedar catatan tambahan, pada tahun 2022 tercatat produksi buah di Indonesia mencapai 28,3 juta ton. Jadi bisa dibayangkan, pada tahun 2024 yang dibanjiri berbagai musim buah-buahan seperti mangga Harum Manis saja per kilogram hanya Rp 10 ribu. Apalagi mangga Indramayu yang relatif lebih murah karena sedang banjir musim buah yang melimpah dari berbagai daerah di Indonesia.
Lain lagi ceritanya buah pisan yang bisa dipanen sepanjang waktu hingga membanjir saat-saat tertentu untuk kemudian dibuat kripik pisang atau pisang sale seperti yang banyak berasal dari Lampung. Dan yang lebih fantastis lagi adalah adanya 300 ribu jenis satwa liar, sehingga bila ditotal sebesar 17 persen dari jumlah jenis satwa yang ada di dunia. Sedangkan jumlah hewan mamalia 515 spesies, 60 reptil, 1.519 spesies burung, 121 spesies kupu-kupu, 2.184 spesies ikan air tawar, 2.500 spesies molusca, 2.000 spesies krustasea, 6 spesies penyu laut, 30 spesies mamalia laut.
Adapun jenis dan jumlah hewan endemik, seperti Singa, Harimau Sumatra, Badak Sumatra, Badak Jawa, Orangutan, Gajah Kalimantan, Gajah Sumatra, Jalak Bali, Komodo, Burung Maleo, Tarsius Kerdil. Berbagai jenis satwa liar itu banyak juga yang terancam punah akibat perburuan dan perdagangan satwa liar tersebut.
Begitulah kekayaan bumi Indonesia yang bisa menghasilkan produk makanan alami dan sejumlah hewan peliharaan yang menandai kemurahan kasih dan sayang Tuhan yang patut disyukuri dengan cara dijaga bersama untuk dan atas nama kelestarian dan keharmonisan manusia dengan alam fan segenap isinya sebagai berkah pemberian Allah. Jadi, kekayaan alam Indonesia tidak cuma sekedar isi dari perut bumi (pertambangan) pemandangan yang indah, tetapi yang tidak kalah banyak berkahnya adalah tetumbuhan serta hewan yang ada di bumi nusantara ini.
Tampaknya, itulah isyarat yang selalu tersirat dalam berbagai dialog dan obrolan non formal bersama Sri Eko Sriyanto Galgendu, sebagai Pemimpin Spiritual Nusantara yang gigih melakukan dan membangun gerakan kebangkitan kesadaran dan pemahaman spiritual untuk menempatkan Indonesia sebagai pusat gerakan, kajian dan pengembangan spiritual di dunia. Sehingga Indonesia dapat berada satu langkah di depan untuk memimpin bangsa-bangsa di dunia mengerakkan kebangkitan spiritual pada siklus keempat setiap tujuh abad perubahan besar di bumi yang mendapat energi (kekuatan) dari langit.
Bojong Gede, 28 November 2024
Komentar
Posting Komentar